Cara Penyusunan dan
Penyuntingan Tajuk Rencana.
Dalam penyusunan sebuah tajuk rencana dimulai dari hal-hal sebagai
berikut:
1.
Judul
Pilihlah judul yang sesuai dengan topik yang akan dibahas
dalam tajuk tersebut dan buatlah judul seprovokatif atau yang semenarik mungkin
guna mengundang minat membaca orang yang melihatnya.
2.
Latar
belakang masalah
Bagian ini seperti sinopsis, paparkanlah masalah yang
hendak dibahas secara sepintas agar pembaca tertarik melanjutkan bacaannya.
3.
Persoalan
Setelah membahas sepintas masalah yang diulas, penulis
dapat melanjutkannya dengan menerangkan persoalan yang terjadi hingga menjadi
isu. Tuturkanlah tiap peristiwa secara kronologis agar mudah dimengerti
pembaca. Jika memang ada tokoh-tokoh terkait yang dianggap penting, cantumkanlah
dalam tulisan.
4.
Opini
Setelah membahas sepintas masalah yang diulas, penulis dapat
melanjutkannya dengan menerangkan persoalan yang terjadi hingga menjadi isu.
Tuturkanlah tiap peristiwa secara kronologis agar mudah dimengerti pembaca.
Jika memang ada tokoh-tokoh terkait yang dianggap penting, cantumkanlah dalam
tulisan.
5.
Saran
Karena fungsinya untuk memberikan informasi dan solusi,
tiap tajuk rencana pasti mengandung saran yang dianggap ideal oleh penulis
untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang dibahas.
6.
Kesimpulan
Setelah menyampaikan ulasan masalah, opini, hingga saran,
harus ditutup secara elegan dengan pemberian kesimpulan dari penulis.
Kesimpulan dapat berupa ringkasan dari segala yang sudah dipaparkan sebelumnya.
Penyuntingan Tajuk Rencana
Menyunting bertujuan untuk mengurangi kesalahan yang dilakukan penulis
dalam membuat karangan sehingga menjadi lebih baik. Tulisan yang baik dapat
menambah daya pikat dan minat pembacanya dalam meresapi isi karangan.
Penyunting menurut Eneste (2017: 15) yaitu;
(1) Menguasai ejaan, artinya
Seorang penyunting harus menguasai ejaan yang dalam hal ini penguasaaan kaidah
ejaan bahasa Indonesia yang baku saat ini.
(2) Menguasai tata bahasa, artinya paham mengenai tata bahasa Indonesia
yang baik dan benar, penggunaan kata yang sesuai dengan konteks, kata-kata yang
baku, bentuk-bentuk yang salah kaprah, pilihan kata yang pas, dan sebagainya.
(3) Bersahabat dengan kamus, artinya penyunting harus selalu membuka dan
membaca kamus sehingga dapat dikatakan bersahabat dengan kamus.
(4) Memiliki kepekaan bahasa, artinya mengetahui kata-kata yang
digunakan sesuai dengan konteksnya, memahami kalimat-kalimat yang kasar dan
halus serta mengetahui kapan kalimat tersebut harus digunakan dan kapan harus
dihindari.
(5) Memiliki pengetahuan luas, artinya menyerap informasi sebanyak
banyaknya dari berbagai media informasi seperti buku, surat kabar, media
audio-visual yang memungkinkan penyunting tidak ketinggalan perkembangan
informasi.
(6) Memiliki ketelitian dan kesabaran, teliti agar tidak ada pihak yang
dirugikan karena kelalaian seorang penyunting dan kesabaran dalam menghadapi
berbagai teks dan harus selalu berulang-ulang memeriksa dan memastikan bahwa
teks tersebut sudah selesai dikerjakan.
0 komentar:
Posting Komentar