Kamis, 28 November 2019

Cara Penyusunan dan Penyuntingan Tajuk Rencana


Cara Penyusunan dan Penyuntingan Tajuk Rencana.
Dalam penyusunan sebuah tajuk rencana dimulai dari hal-hal sebagai berikut:
1.      Judul
Pilihlah judul yang sesuai dengan topik yang akan dibahas dalam tajuk tersebut dan buatlah judul seprovokatif atau yang semenarik mungkin guna mengundang minat membaca orang yang melihatnya.
2.      Latar belakang masalah
Bagian ini seperti sinopsis, paparkanlah masalah yang hendak dibahas secara sepintas agar pembaca tertarik melanjutkan bacaannya.
3.      Persoalan
Setelah membahas sepintas masalah yang diulas, penulis dapat melanjutkannya dengan menerangkan persoalan yang terjadi hingga menjadi isu. Tuturkanlah tiap peristiwa secara kronologis agar mudah dimengerti pembaca. Jika memang ada tokoh-tokoh terkait yang dianggap penting, cantumkanlah dalam tulisan.
4.      Opini
Setelah membahas sepintas masalah yang diulas, penulis dapat melanjutkannya dengan menerangkan persoalan yang terjadi hingga menjadi isu. Tuturkanlah tiap peristiwa secara kronologis agar mudah dimengerti pembaca. Jika memang ada tokoh-tokoh terkait yang dianggap penting, cantumkanlah dalam tulisan.

5.      Saran
Karena fungsinya untuk memberikan informasi dan solusi, tiap tajuk rencana pasti mengandung saran yang dianggap ideal oleh penulis untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang dibahas.
6.      Kesimpulan
Setelah menyampaikan ulasan masalah, opini, hingga saran, harus ditutup secara elegan dengan pemberian kesimpulan dari penulis. Kesimpulan dapat berupa ringkasan dari segala yang sudah dipaparkan sebelumnya.
Penyuntingan Tajuk Rencana
Menyunting bertujuan untuk mengurangi kesalahan yang dilakukan penulis dalam membuat karangan sehingga menjadi lebih baik. Tulisan yang baik dapat menambah daya pikat dan minat pembacanya dalam meresapi isi karangan.
Penyunting menurut Eneste (2017: 15) yaitu; 
(1) Menguasai ejaan, artinya Seorang penyunting harus menguasai ejaan yang dalam hal ini penguasaaan kaidah ejaan bahasa Indonesia yang baku saat ini.
(2) Menguasai tata bahasa, artinya paham mengenai tata bahasa Indonesia yang baik dan benar, penggunaan kata yang sesuai dengan konteks, kata-kata yang baku, bentuk-bentuk yang salah kaprah, pilihan kata yang pas, dan sebagainya.
(3) Bersahabat dengan kamus, artinya penyunting harus selalu membuka dan membaca kamus sehingga dapat dikatakan bersahabat dengan kamus.
(4) Memiliki kepekaan bahasa, artinya mengetahui kata-kata yang digunakan sesuai dengan konteksnya, memahami kalimat-kalimat yang kasar dan halus serta mengetahui kapan kalimat tersebut harus digunakan dan kapan harus dihindari.
(5) Memiliki pengetahuan luas, artinya menyerap informasi sebanyak banyaknya dari berbagai media informasi seperti buku, surat kabar, media audio-visual yang memungkinkan penyunting tidak ketinggalan perkembangan informasi.
(6) Memiliki ketelitian dan kesabaran, teliti agar tidak ada pihak yang dirugikan karena kelalaian seorang penyunting dan kesabaran dalam menghadapi berbagai teks dan harus selalu berulang-ulang memeriksa dan memastikan bahwa teks tersebut sudah selesai dikerjakan.


Share:

0 komentar:

Posting Komentar